Air termasuk zat cair yang setiap hari
digunakan untuk diminum, mencuci pakaian, mandi dan memasak makanan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung pada
ketersediaan air di bumi. Bila musim kemarau tiba, banyak sumber air
menjadi kering dan makhluk hidup terutama manusia menjadi kekurangan
air.
Selasa, 19 November 2013
Sejarah Kalpataru
Pengetahuan Umum - Bumi Alam dan Lingkungannya | |
Kebersihan merupakan hal yang penting dalam
lingkungan hidup manusia. Tanpa kebersihan akan muncul berbagai masalah,
contohnya adalah timbulnya kuman-kuman penyakit. Siapa yang bertanggung
jawab pada kebersihan? Jawabannya adalah kita semua. Sebagai siswa
sekolah, kita juga wajib menjaga kebersihan sekolah. Jangan malas untuk
melaksanakan piket sekolah. Di lingkungan rumah, kita juga harus rutin
membersihkan area lingkungan rumah, baik sekeluarga maupun bekerja bakti
dengan tetangga rumah.
|
Sampah & Pengelolaannya
Pengetahuan Umum - Bumi Alam dan Lingkungannya | |
Pernahkah kita menghitung sudah berapa banyak sampah yang kita buang dalam sehari. Sisa makanan, kertas,
barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan
mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang
tak terpakai lagi serta masih banyak lagi. Jika kita sedang jalan-jalan,
coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan. Tempat sampah disana
mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan styrofoam,
kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan lain sebagainya.
Lalu coba kita tengok tempat sampah di rumah sakit. Volumenya mungkin
sama besarnya, tetapi sampahnya lebih banyak terdiri dari perban bekas,
obat-obatan tak terpakai, botol-botol infus dan sebagainya. Diperkirakan
bahwa rata-rata penduduk di kota membuang sampah sebanyak 1 - 2 kg
sehari.
|
Minggu, 23 Juni 2013
Yuk, Buat Komposter Sendiri!
Membuat Komposter
Komposter adalah alat untuk pembuatan kompos. Alat ini sangat sederhana dan dapat dibuat sendiri.
1. Wadah/bak.ember guna menampung sampah
2. Kran untuk mengalirkan lindi
3. Saringan untuk memisahkan sampah dan lindi dalam proses pengomposan.
4. Pipa udara untuk memasukkan udara yang dibutuhkan dalam proses pengomposan.
Membuat Biostarter
Biostarter adalah cairan yang berisi mikroba pengurai sampah menjadi kompos. Selain dapat dibeli, biostarter juga dapat dibuat sendiri dengan cara yang mudah dan murah. Bahan dasarnya adalah irisan pisang atau kulit pisang (2 genggam), irisan nanas atau kulit nanas (2 genggam), irisan bawang merah (5 siung), irisan tempe (2 genggam), dan gula pasir.
1. Bahan diiris dan dipisahkan masing-masing.
2. Buat 4 gelas larutan gula, masing-masing 1 gelas air dicampur dengan 1 sendok the peres gula pasir. Air yang digunakan adalah air dari sumur (bukan PAM), yang telah direbus dan didinginkan.
3. Masukan gula dalam 4 botol.
- Botol pertama diisi irisan kulit pisang/pisang
- Botol kedua diisi irisan nanas/kulit nanas
- Botol ketiga diisi irisan bawang merah
- Botol keempat diisi irisan tempe
4. Botol ditutup jangan terlalu rapat, agar udara tetap masuk ke botol.
5. Letakkan botol di tempat teduh tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
6. Diamkan selama 2 hari (2x24 jam)
7. Pisahkan antara air dan ampas dengan cara disaring
8. Air dari saringan keempat botol tersebut dicampur menjadi satu dan dimasukkan ke dalam botol kemudian disimpan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung). Botol ditutup.
9. Cairan ini berfungsi sebagai starter, dan dapat disimpan sampai waktu sekitar 3 bulan.
10. Cara penggunaan: biostarter dicampur dengan air sumur dengan perbandingan 1 bagian biostarter dicampur dengan 10 bagian air.
11. Biostarter siap digunakan dengan cara menyemprotkan dengan sprayer.
Problem dan Solusinya
- Kompos bau(busuk) dan banyak lalat.
Hal ini disebabkan kompos terlalu basah atau tidak cukup udara. Untuk mengatasinya tambahkan 2 atau 3 genggam penuh kapur. Aduk kompos agar mendapatkan udara.
- Kompos menjadi sarang tikus, kecoa, semut, dan belatung.
Untuk mengatasi masalah ini, tampahkan kapur dan aduk sampah untuk mengusir semut dan kecoa, kemudian tutup komposter. Jangan membuang susu, tulang, daging, dan makanan hasil laut terlalu banyak ke dalam komposter. Bisa juga dengan mengoleskan detergen pada bibir komposter.
Bagian-bagian komposter meliputi:
Komposter adalah alat untuk pembuatan kompos. Alat ini sangat sederhana dan dapat dibuat sendiri.
1. Wadah/bak.ember guna menampung sampah
2. Kran untuk mengalirkan lindi
3. Saringan untuk memisahkan sampah dan lindi dalam proses pengomposan.
4. Pipa udara untuk memasukkan udara yang dibutuhkan dalam proses pengomposan.
Membuat Biostarter
Biostarter adalah cairan yang berisi mikroba pengurai sampah menjadi kompos. Selain dapat dibeli, biostarter juga dapat dibuat sendiri dengan cara yang mudah dan murah. Bahan dasarnya adalah irisan pisang atau kulit pisang (2 genggam), irisan nanas atau kulit nanas (2 genggam), irisan bawang merah (5 siung), irisan tempe (2 genggam), dan gula pasir.
1. Bahan diiris dan dipisahkan masing-masing.
2. Buat 4 gelas larutan gula, masing-masing 1 gelas air dicampur dengan 1 sendok the peres gula pasir. Air yang digunakan adalah air dari sumur (bukan PAM), yang telah direbus dan didinginkan.
3. Masukan gula dalam 4 botol.
- Botol pertama diisi irisan kulit pisang/pisang
- Botol kedua diisi irisan nanas/kulit nanas
- Botol ketiga diisi irisan bawang merah
- Botol keempat diisi irisan tempe
4. Botol ditutup jangan terlalu rapat, agar udara tetap masuk ke botol.
5. Letakkan botol di tempat teduh tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
6. Diamkan selama 2 hari (2x24 jam)
7. Pisahkan antara air dan ampas dengan cara disaring
8. Air dari saringan keempat botol tersebut dicampur menjadi satu dan dimasukkan ke dalam botol kemudian disimpan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung). Botol ditutup.
9. Cairan ini berfungsi sebagai starter, dan dapat disimpan sampai waktu sekitar 3 bulan.
10. Cara penggunaan: biostarter dicampur dengan air sumur dengan perbandingan 1 bagian biostarter dicampur dengan 10 bagian air.
11. Biostarter siap digunakan dengan cara menyemprotkan dengan sprayer.
Problem dan Solusinya
- Kompos bau(busuk) dan banyak lalat.
Hal ini disebabkan kompos terlalu basah atau tidak cukup udara. Untuk mengatasinya tambahkan 2 atau 3 genggam penuh kapur. Aduk kompos agar mendapatkan udara.
- Kompos menjadi sarang tikus, kecoa, semut, dan belatung.
Untuk mengatasi masalah ini, tampahkan kapur dan aduk sampah untuk mengusir semut dan kecoa, kemudian tutup komposter. Jangan membuang susu, tulang, daging, dan makanan hasil laut terlalu banyak ke dalam komposter. Bisa juga dengan mengoleskan detergen pada bibir komposter.
Bagian-bagian komposter meliputi:
KAJIAN TENTANG BIOPORI
Lubang
Resapan Biopori atau
biasa disebut “lubang biopori” merupakan metode alternatif untuk
meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Metode ini pertama kali
dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata, seorang peneliti seorang peneliti dan dosen
di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Lubang Resapan Biopori berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara
vertikal ke dalam tanah. Lubang ini akan memicu munculnya biopori secara alami
di dalam tanah.
Biopori
sendiri adalah istilah untuk lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat
berbagai aktifitas organisme yang terjadi di dalam tanah seperti oleh cacing,
rayap, semut, dan perakaran tanaman. Biopori yang terbentuk akan terisi udara
dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
Prinsip
kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita buat,
kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan
semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang
disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air untuk
meresap kedalam tanah
Manfaat
Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi sederhana
yang tepat guna dan ramah lingkungan. Lubang biopori ini mampu meningkatkan
daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir
akibat meluapnya air hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan
jumlah cadangan air bersih di dalam tanah.
·
Meningkatkan
daya resapan air
Lubang resapan biopori mampu
meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Hal ini akan bermanfaat
untuk: Mencegah genangan air yang mengakibatkan banjir, peningkatan
cadangan air bersih di dalam tanah, dan mencegah erosi dan longsor
Dengan adanya lubang biopori akan
mencegah terjadinya genangan air yang secara tidak lansung dapat
meminimalisir berbagai masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit
malaria, demam berdarah dan kaki gajah.
·
Mengubah
sampah organik menjadi kompos
Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan
dirubah menjadi kompos oleh satwa tanah seperti cacing dan rayap. Kompos atau
humus ini sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah. Selain itu sampah organik
yang diserap oleh biota tanah tidak cepat diemisikan ke atmosfir sehingga
mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan) yang mengakibatkan pemanasan global dan menjaga biodiversitas
dalam tanah.
·
Memanfaatkan
fauna tanah dan akar tanaman
Lubang biopori memicu biota tanah
dan akan tanaman untuk membuat rongga-rongga di dalam tanah yang menjadi
saluran air untuk meresap ke dalam tanah. Dengan adanya aktifitas ini
menjadikan kemampuan lubang peresapan biopori senantiasa terjaga dan
terpelihara.
Cara
Pembuatan Lubang Biopori
1. Buat lubang silindris secara
vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm. Kedalamannya sekitar 100 cm atau
sampai melampaui muka air tanah jika dibuat tanah yang mempunyai permukaan air
dangkal. Jarak antar lobang antara 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan
semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
3. Isi lubang dengan sampah organik
yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, atau dedaunan.
4. Sampah organik perlu ditambahkan
jika isi lubang sudah berkurang atau menyusut akibat proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang
dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan
lubang.
Langganan:
Postingan (Atom)